RUNNING WORD

SMA 2 MAGETAN SMA 2 MAGETANSMA 2 MAGETAN SMA 2 MAGETAN

Selasa, 22 November 2016

DESA TAWANGANOM

DESA TAWANGANOM
Batas Wilayah:
1.     Timur: Kel Sukowinangun
2.     Utara: Milangasri, Cepoko
3.     Selatan: Kel Selosari, Sukowinagun
4.     Barat: Desa Terung






Sejarah Desa:
ASAL USUL
DESA TAWANGANOM, MAGETAN
DONGENG: RADEN RORO MAMBU
Kurang lebih tahun 1600 dukuh Nanom desa Tawang Anom yang sekarang ini, merupakan Kadipaten, yakni Kadipaten Nanom. Pada saat itu yang menjadi Adipati adalah Mbah Amir atau Mbah Karjo Sari. Dalam Pemerintahannya, beliau mengutamakan bidang pertanian dan kerohanian. Beliau adalah seorang sesepuh yang memiliki kewibawaan tinggi di mata masyarakat. Selalu mendekatkan diri kepada Hyang Murbeng Dumadi. Mbah Amir sangat tebal kepercayaannya serta keyakinannya hidup manusia adalah karena Tuhan semata. Karena itulah maka taqwa merupakan kewajiban khususnya, dan manusia pada umumnya. Kepercayaan serta keyakinan inilah yang oleh Mbah Amir yang diajarkan kepada masyarakat Dukuh Nanom. Jadi tidaklah mengherankan apabila pada waktu itu penduduk kadipaten Nanom menyembah kepada Tuhan dan mengutamakan kesucian. Kejujuran menurutnya merupakan salah satu modal utama untuk mengabdi kepada tuhan. Masyarakat setempat gemar bekerja keras, khususnya dibidang pertanian guna kelestarian hidupnya.
Pada tahun 1615 beliau meninggal dunia dan dimakamkan di dukuh Tawang seblah barat. Makam tersebut oleh sebagian penduduk setempat merupakan makam keramat. Oleh sebab itu mereka mengadakan upacara adat berupa bersih desa dalam bentuk yang sederhana. Maka ziarah ke makam itu dengan maksud agar Tuhan memberkahi jiwa semangat kejujuran almarhum kepada mereka semua dan semoga tuhan menghindarkan mereka dari kesulitan hidup. Upacara ini ditandai dengan ubarampe selamatan ke makam tersebut ala kadarnya.
Mbah Amir meninggalkan 2 putra anak yakni yang pertama Wironandi, yang kedua Wiroamir dan satu orang putri yakni Roro Mambu. Waktu ditinggalkan alm Mbah Amir, ketiga orang tersebut sudah dewasa. Putri Roro Mambu terkenal berwajah cantik dan rupawan. Dia selalu menjadi buah bibir penduduk-penduduk setempat. Banyak Remaja terpikat hatinya dan ingin memperistri Roro Mambu. Bahkan Kanjeng Sinuhun Raja Surakarta Handinigrat yang Jumeneng pada waktu itu “kepranan penggalihe dan ingin mempersunting sang putri sebagai garwo selir”.
Maka suatu hari raja Surakarta mengirim utusan ke Kadipaten Nanom untuk melamar Putri Roro Mambu. Lamaran ini oleh keluarga alm Amir diterima. Diwakili oleh Wironandi, mengizinkan adiknya dijadikan garwo selir sinuhun dengan syarat bahwa Wironandi diangkat menjadi Adipati didukuh Nanom menggantikan kedudukan ayahnya. Raja mengabulkan permintaan tersebut.


Ingsun lilani Wironandi jadi Adipatu di dukuh Nanom dengan menggantikan kedudukan alm ayanhnya. Untuk menetapkan kedudukan Wironandi menjadi Adipati di dukuh Nanom, maka Raja mengutus salah satu kerabat keraton untuk mengesahkan kedudukan Wironandi. Sedangkan Wiroamir menjadi Demang di Dukuh Tawang dengan sebutan KI Ageng Tawang. Putri Roro Mambu diboyong ke Surakarta dan resmi menjadi garwo selir.
Sikap Wironandi berbeda dengan sifat ayahnya yang tekun, cerdik dan memiliki kewibawaan yang tinggi. Dia sangat angkuh dan kurang memperhatikan rakyatnya. Masyarakat akhirnya tidak simpatik dengan kepemimpinannya yang bersikap acuh tak acuh. Sampai-sampai Wironandi tidak memperhatikan nasib adik perempuannya yang berada di keraton Surakarta.
Namun Wiroamir mendengar kabar kalau adiknya Roro Mambu yang merana di Keraton. Terhadap berita ini Wiroamir segera berangkat ke Surakarta untuk membuktikan kenyataannya. Ternyata berita itu benar adiknya sangat merana di keraton. Raja tidak memperhatikan garwo selirnya ini. Keadaan ini dismpaikan kepada Wironandi. Tetapi kakaknya tidak percaya dengan laporan adiknya.  Sehingga terjadi cekcok mulut. Wiroamir menyampaikan keadaan yang sebernarnya bahwa adiknya diterlantarkan oleh Raja. Akhirnya terjadi pertarungan hebat antara Wironandi dengan Wiroamir.
Kemampuan perang masing – masing sudah terlatih, mulai jurus ringan sampai jurus berat, saling disajikan dalam menggempur pertahanan lawan. Tidak hanya itu saja, ilmu gaib yang sudah tersimpan dihati sanubari masing-masing yang sebenarnya tidak perlu dimanfaatkan dalam menghadapi lawan, terpaksa digunakan dalam adu kekuatan ini. Mereka sangat jengkel karena mereka memiliki kekuatan yang sama. Akhirnya mereka menggunakan benda tajam, mereka saling mencari kelemahan lawan dan mengibas – ibaskan senjatanya. Wironandi akhirnya lengah dan akhirnya meninggal dunia. Kaki Wironandi yang putus akhirnya ditanam dan tumbuh pohon bulu. Wiroamir akhirnya melanjutkan kedudukan kakaknya di Dukuh Nanom & Dukuh Tawang lalu digabung menjadi Tawanganom.
Putri Roro Mambu akhirnya melarikan diri dari keraton dan kembali ke Dukuh Tawang. Karena kesaktian dan kecantikan Roro Mambu masih menjadi rebutan para remaja di desa Tawanganom dan Kepolorejo.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TRANSLETE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

POSTINGAN TERAKHIR

Diberdayakan oleh Blogger.